"Puluhan massa dari dua perguruan tinggi
kembali menggelar aksi menentang
penyelengaraan FFI 2007 yang menelan
uang daerah senilai 7,2 miliar rupiah.
Aksi ini dimulai sejak pukul 09.00 WIB
di depan purna MTQ tempat FFI akan
berlangsung nanti malam."
"Panitia daerah merasa geram dgn tidak
dilibatkannya mereka dalam hal itu.
Dalam siaran tsb daerah tidak mendapat
keuntungan apapun. Memang
penyelenggaraan FFI di Riau ini dari
awal sudah menuai pro kontra. Banyak
farksi tidak setuju dengan hal ini. Duh
jadi heboh kan?..... Lagi-lagi kita
tergiur dengan proyek2 propaganda
seperti ini. Sayang sekali uang rakyat
dari APBDt tsb kalo dikaji ulang tidak
memberikan manfaat banyak buat kita."
Ironisnya, di saat para selebriti pesta
di FFI dengan dana APBD Riau, Pemprov
Riau juga mendengungkan program
pemberantasan kemiskinan dan kebodohan
serta infrastruktur (K2i). Dalam data
statistik di Pemprov Riau, sampai saat
ini jumlah angka orang miskin terus
meningkat. Dari jumlah penduduk Riau 4,7
juta jiwa, 23,4 persen persen atau
setara 37,4 juta jiwa penduduk, miskin.
"Lantas apa hubungannya acara FFI dengan
program Gubernur Riau Rusli Zainal yang
mengkedepankan K2i itu. Rakyat Riau
tidak akan dapat manfaat dari
pelaksanaan ini. Yang ada kita sebagai
tuan rumah, hanya menanggung kerugian
besar dari acara itu," tulis Koordinator
Lapangan BEM UIN, Fahktira Qadri dalam
surat pernyataannya.
begitu banyak kontra thdp FFI di
pekanbaru. budaya hedonis tentu
bertentangan sekali dgn budaya melayu yg
notabene nya identik dgn Islam.sangat
tidak cocok FFI digelar di
Pekanbaru.disisi lain mgkn kita
(penduduk Pekanbaru) belum terbiasa
terhada glamour2 kehidupan artis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar