Minggu, 11 November 2007

PUISI TERAKHIR

Sebuah lagu iringi langkahmu,
hembus angin lesuh...

Setelah kuhirup angin, dan kucicipi bahagia kau dan aku
Setelah tertanam harap dan separuh jiwa pada mu

namun...,

seketika ku tersayat pedih
tertikam belati di ulu hati

Disini ku tertunduk, terpekur...
kehabisan kata-kata

Hari-hari ku terantai sesal
sesal yang terukir abadi dalam suratan takdir

Kehilangan nafas seiring pergi mu,
langkah ku goyah telusuri keping-keping kenangan
Hingga terlalu jauh kau tinggalkan ku

ku rebah dada tanpa selah diatas tanah kering
air mata tak lagi mampu basahi sisi hidup yang duka
walau tuk sekedar hilangkan dahaga

Ada lirih malaikat kecil di pundak ku,
menyanyikan syair sendu tanda lara

Kehilangan mu adalah kehilangan masa lalu,

Semua kisah kini ku kunci mati disini, berakhir...
hingga tanpa puing



"Ketika perpisahan adalah kenyataan, ketika akhir adalah sebuah jawaban. Manusia hanya bisa menangis. Duka, sesal menghantui hidupnya. Namun..., ada secerca cahaya dalam gulita. Ada rahasia Tuhan dalam duka, ada naskah yang harus diperankan manusia"

Tidak ada komentar: